Tuesday, August 7, 2012

Dear "P"engendara "M"otor (dari "p"ejalan "k"aki):

Posted on Multiply, July 26, 2007 2:44 PM


Dear "P"engendara "M"otor (dari "p"ejalan "k"aki):

Wahai Saudaraku, Pengendara Motor: Ah, seandainya aku terbiasa untuk melihat dunia secara parsial saja, aku pasti akan melihat kalian, pengendara motor, itu berwarna putih saja (seperti artikel dari tetangga di bawah ini), tanpa embel-embel abu-abu, apalagi hitam.

Wahai Saudaraku, Pengendara Motor: Izinkan aku menanyakan: Bagaimana nasib kami, para pejalan kaki?

Wahai Saudaraku, Pengendara Motor: Kami, pejalan kaki yang bermodal dengkul, berbahan bakar nasi plus tempe dan, kalau beruntung, sambal derma dari Warteg Bahari, yang tak kenal jam kerja 8-5, dan yang tak khawatir di-PHK oleh anak isteri yang menganga. Yang dirampas haknya ketika asyiik melenggang di trotoar yang memang sudah hak kami, lantas jempalitan karena di-klakson dengan suara "Guk-^&$#-guk" plus musik merdu a la Mozart simphony # 21 dengan nada dasar E Mayor dari opera amplitudo knalpot-knalpot tanpa saringan yang sengaja diraung-betotkan demi mengirit BBM.

Wahai Saudaraku, Pengendara Motor: Dan, kami lalu mesti rela parkir minggir dan berbekal bekapan tangan tanpa masker dilampaui sekawanan motor lengkap dengan kabut hangat nan pekat hasil pembakaran bertimbal yang, dengar-dengar, katanya berbahaya bagi kesehatan. Atau kalau tidak mau parkir minggir: ya, diserempet di tunggir tanda betapa akrabnya Pengendara Motor dengan kami, pejalan kaki. Eit, jangan lupa canda tawa riang gembira sambil lalu dari Pengendara Motor dengan sapaan kesayangan "Mo*#et!" lengkap dengan kepalan tangan tanda solidaritas yang kental atau, kalau beruntung, acungan jari tengah yang diselimuti sarung tangan tanda keintiman.

Wahai Saudaraku, Pengendara Motor: Dus, belum lagi kalau hujan mendera, air menggenang. Tentu kami akan sangat akrab bersahabat dengan genangan air itu, berkat percikan lembut, layaknya splash cologne lima ribuan, hasil Mak Comblang dari roda terpacu 20 Km/jam. Baunya, jangan ditanya: beragam macam rupa aroma ada tak dinyana.

Wahai Saudaraku, Pengendara Motor: Ah, seandainya saja aku melihat dunia ini separuh-separuh, tentu aku akan melihat kalian dengan warna putih saja, tanpa embel-embel abu-abu, apalagi hitam.

Have a Super-ride,
etanq
perkumpulan peka (pejalan kaki), bukan pekak.

ps: Gila lu, Tang! Bahasa-lu sangat MahaSuperHyperbola sekali, deh!

copyright by etang 'my hubby'..d(^o^)b..

No comments:

Post a Comment