Ayo, kita ramai-ramai berbelanja!!
Saya sedang asyik memilih-milih temulawak di Hypermart Depok Town Square saat saya menyadari banyak orang berbelanja malam Sabtu lalu. Ada apa gerangan? Saya baru ngeh bahwa hari itu merupakan tanggalgajian. Dan akan terus berlangsung sampai awal bulan Juni. Banyak teman dan kenalan biasanya berdalih belanja bulanan. Jujur saja, saya meragukan itu.
Saya ambil contoh saudara dekat, tanpa bermakud menjelekkan namanya. Setiap kali dia gajian, dia seperti kerasukan. Belanja, belanja, dan belanja. Begitu tengah bulan, dia akan menelpon saya, merengek meminjam uang. Seringkali dia begitu. Banyak teman yang sudah bekerja juga mengalami hal yang tidak jauh beda. Keuangan paceklik di minggu ketiga keempat.
Tadinya saya seperti saudara saya itu. Kurang cerdas mengelola keuangan sendiri. Bahkan saya tidak tahu kemana larinya uang-uang yang sudah saya pergunakan. Beruntung pasangan saya melek finansial, meskipun dia bukan seorang ahli keuangan. Pasangan menganjurkan saya membuat rasio keuangan.
Setelah dibantu dengan sabar, saya berhasil membuat rasio keuangan saya sendiri. Saya membuat rasio 50:25:15:10, berapapun penghasilan yang saya dapat. Penjelasannya seperti ini: 50 persen merupakan uang lancar, seperti makan, bayar kos (pada saat membuat rasio ini, saya masih kuliah semester akhir); 25 persen untuk foya-foya (saya menyebutnya demikian karena uang itu memang jatah untuk dihabiskan alias foya-foya); 15 persen untuk ditabung; 10 persen untuk keperluan kuliah. Setiap pengeluaran saya catat serta simpan slip-slip pembayaran sebagai bukti. Bahkan setelahgajian berikutnya, saya masih memiliki uang sisa.
Berkat rasio sederhana itu, saya dapat mengendalikan keuangan pribadi. Bahkan setelah menikah pun, saya masih tetap membuat rasio. Karena sekarang saya memegang jabatan keuangan di rumah tangga.
Saya pun memberitahu beberapa teman dan saudara dekat saya itu untuk membuat rasio agar keuangan mereka lebih terkendali. Sayang sekali beberapa menolak sambil berkata: "Ah, sama aja pake rasio juga gangaruh. Tetep aja gue keabisan duit." Atau ada yang menyetujui namun tidak bertindak, hanya mengamini anjuran saya saja.Saya pun cuma membatin, "Itu kan buat kalian juga."
Memang kelihatannya sulit membuat rasio itu. Padahal menurut saya, hal tersebut sangat mudah sekali. Yang sulit adalah disiplin. Nah, kebetulan orang-orang yang saya anjurkan itu agak sulit berdisiplin dengan uang. Saya pun tak patah arang untuk mengajak orang-orang berdisiplin akan uang. Sebab saya sudah merasakan manfaatnya.
Jadi, ayo kita belanja lagi!!!
No comments:
Post a Comment