Posted on Multiply, May 8, 2008 9:12 PM
Jujur saja: Saya belum pernah memandikan si kecil sejak dia lahir. Si kecil terbiasa dimandikan ibu mertua. Sampai kemarin sore, datanglah berita itu. Saudara sepupu pasangan akan melangsungkan lamaran. Mertua merasa berkewajiban datang. Saya pun berlatih memandikan si kecil tadi pagi. Entah karena antusias atau lebih karena cemas, air yang tadinya mau saya siram ke dada si kecil, malah masuk ke mulut si kecil yang kebetulan sedang menganga. Si kecil pun gelagapan, tersedak, sampai akhirnya dia menjerit histeris, menangis plus batuk-batuk. Saya senewen. Sebab saya juga diawasi oleh orangtua pasangan dan adik-adiknya. Rasanya mau kabur saat itu juga. Saya tahan air mata yang mulai menggenang. Pasangan malah lebih sibuk daripada saya. Mulutnya komat komat membaca buku TOEFL-nya Baron.
Akhirnya, si kecil diambil alih oleh ibu mertua. Saya pun menghambur ke pasangan. Berusaha mati-matian untuk kelihatan ceria. Padahal...
Sorenya, saya berlatih lagi. Meskipun masih cemas, usaha saya jauh lebih baik dari tadi pagi. Karena acara mandi yang kurang sukses, mertua mulai berpikir untuk tidak datang ke acara itu. Entah lega atau sebal mendengarnya.
Saya ingin sekali memandikan si kecil. Hanya karena saya belum terbiasa saja. Padahal kata pepatah, alam bisa karena biasa. Sedangkan saya? Dua kali latihan bukan berarti saya menjadi ahli memandikan bayi, kan?
No comments:
Post a Comment