Tuesday, September 11, 2012

Jangan Jadi Kikir Untuk Hemat (bagian satu)

Posted on Multiply, November 5, 2008 2:38 PM

Ini kisah tentang mertua:

Cerita 1
Saya: (sibuk ngudek-udek isi kulkas)
Saya: Toooonggg...(memanggil pasangan)
Etang: Ada apa, Yo?
Saya: (sambil memegang bungkusan plastik berwarna hitam) Ini, cepetan buang. Yang jauh, ya.
Etang: Apaan ini?
Saya: (Buka bungkusan plastik) Ini singkong yang bau kemaren. Udah jamuran tuh. Buang, gih.
Etang: (menerima bungkusan sambil senyum meringis)

Dua hari sebelumnya
Saya: Singkongnya kenapa, Tong? Bau?
Etang: Iya
Saya: Ya, udah. Buang aja. Disini juga ga ada yang makan.
Etang: Iya, ntar suruh Ines atau papa.
Mama: Jangan. Ini masih bisa dimakan. Ntar mama kukus. Palingan yang makan mama atau papa.
Saya: Itu udah bau, ma. Buang aja.
Mama: Ngga. Ini masih bisa dimakan. 
Saya: (mengangkat bahu)
Saya: (berbisik ke pasangan) Kita lihat aja nanti. Palingan dibuang juga. 

Baiklah, saya jelaskan. Singkong yang sudah bau itu adalah singkong jualan yang tidak laku. Karena kami tidak mau mengecewakan pelanggan, kami selalu pakai singkong yang baru. Hari itu, ada 3 kg singkong yang bau. Kami semua (bapak mertua, adik-adik ipar, pasangan dan juga saya) sepakat untuk buang singkong itu. Tapi, ibu mertua menolak. Jadilah beliau mengukus kembali singkong yang bau itu. 
Setelah dikukus, seperempat bagian singkong digoreng. Ibu mertua saya makan singkong tersebut. Seolah-olah menunjukkan singkong itu 'baik-baik' saja. Saya yakin sekali, singkong itu pun rasanya sudah ga enak. Bahkan, bapak mertua saya yang pemakan segala itu tidak mau makan singkong itu. Tetapi, berhubung mertua saya ini gengsi, dia diam saja.

Duh, mama! 


No comments:

Post a Comment