Yup, palu sudah diketuk. Surat pengunduran diri sudah diajukan. Kelak, jika suatu hari ditanya apa profesi saya, dengan mantap dan bangga saya akan menjawab: ibu rumah tangga.
Beberapa staf di kantor menyayangkan keputusan saya. Termasuk bos-bos besar. Ada juga yang mengira saya mengundurkan diri karena tidak tahan dengan situasi dan kondisi kantor yang baru. Memang, dua bulan yang lalu, ada orang baru di kantor. Beliau atasan saya juga. Beliau diminta bergabung ke kantor untuk membenahi sistem keredaksian yang agak berantakan. Beberapa orang kesulitan beradaptasi dan memilih hengkang. Saya justru bersukacita dengan kehadiran bos baru ini. Deskripsi kerja saya menjadi jelas dan tiba-tiba saya menjadi luar biasa sibuk. But I love it.
Datanglah prahara itu. Kami, saya dan pasangan, berselisih mengenai mendidik anak kami. Semakin hari, hubungan kami semakin tidak sehat. Akhirnya kami memutuskan untuk hidup mandiri. Masalahnya, kami belum bisa mempercayakan pengasuhan anak ke orang lain. Maka, diputuskanlah bahwa saya yang akan mengurus dan merawat anak kami.
Beberapa orang kantor masih berusaha mengubah pendirian saya. Wah, saya sudah sangat mantap dan yakin untuk menjalani profesi baru ini. Lagipula, dunia saya tidak berhenti hanya karena menjadi ibu rumah tangga
.
No comments:
Post a Comment