Posted on Multiply, October 30, 2008 12:50 PM
Cerita 1
Suatu hari di sebuah bis antar kota antar provinsi:....Bapak-bapak sebelah saya: Kuliah dimana, mbak?Saya: Eh, oh. Saya kerja, pak.Bapak-bapak sebelah saya: Kerja? (diucapkan dengan muka heran). Kerja dimana? Saya: Di daerah Tebet, pak. Di..blabala..blabla..
Si bapak manggut-manggut.
Cerita 2Suatu siang di sebuah bis (yang sudah tamat riwayat karena trayeknya dicabut):....Bapak-bapak sebelah saya: Turun dimana, mbak?Saya: Sahid, pak.Bapak-bapak sebelah saya: Kuliah ya?Saya: Ngga, pak. Saya kerja.Bapak-bapak sebelah saya: Kerja? Saya pikir kamu masih kuliah. Kerja dimana?Saya: blablabla...blablabla
dan masih banyak cerita lain yang serupa
***************************************************
Yah, begitulah. Saya sering disangka masih kuliah oleh orang-orang yang suka mengajak ngobrol orang lain di kendaraan umum. Saya sih tidak heran. Ada sebab-sebab saya sering disangka masih kuliah.
1. Penampilan saya tidak seperti pegawai kantoran. Saya biasanya tidak pakai kemeja atau blazer atau baju rapi bin resmi. Saya tidak pakai sepatu pantofel. Saya tidak lagi pakai tas tangan. Biasanya, saya pakai baju berbahan kaos dan celana bahan, sendal yang lebih cocok untuk jalan-jalan ketimbang ke kantor, plus tas punggung. Isi tas saya pun banyak: botol minum seliter (berwarna pink) yang selalu penuh, cooler bag untuk menyimpan ASI perah plus blue ice, sesekali bekal makan siang, agenda, payung, charger HP, dll.
2. Waktu dimana pegawai kantoran sudah masuk kantor, saya masih sibuk meninabobokan Chaska. Jujur saja, saya biasanya sampai kantor jam setengah sebelas atau jam sebelas. Bukan waktu yang lazim untuk seorang pekerja kantoran, kan.
Yah, sejauh ini, tempat saya bekerja masih memaklumi perilaku saya ini. *maafkan saya, bos. saya ga janji bisa dateng pagi*
No comments:
Post a Comment