Tuesday, September 11, 2012

Lulus Relaktasi*

Posted on Multiply, September 19, 2008 3:34 PM


Tiga setengah bulan pertama, Chaska minum susu formula, selang seling dengan ASI. Padahal sejak hamil, saya sudah bertekad ingin memberi ASI ekslusif untuk Chaska. Saya pikir menyusui itu tidak perlu belajar dan akan berlangsung dengan alami. Karena itu, saya tidak berusaha mencari informasi seputar ASI dan menyusui.
Beberapa jam setelah melahirkan, ASI saya belum keluar lancar. Hanya setetes dua tetes. Chaska terus-terusan menangis. Duh, Chaska pasti haus sekali, pikir saya. Saya terus mencoba menyusui langsung. Paling tidak, Chaska sudah mendapat kolostrum.
Ibu mertua yang tidak tega mendengar tangisan Chaska mendesak saya untuk memberikan susu formula. Saya sebenarnya tidak rela. Saya ingin memberi ASI!  Tapi, saya menyerah. Saya mengalah dengan mertua dan mengatakan iya. Mertua pun cepat-cepat membuat susu formula. Dengan hati sedih, saya melihat Chaska minum susu formula melalui dot seteguk demi seteguk.
ASI saya baru keluar di hari ketiga. Saya tidak tahu kalau ASI baru keluar di hari ketiga adalah suatu hal yang wajar. Saya juga tidak tahu kalau bayi bisa bertahan selama 48 jam tanpa cairan apapun. Saya benar-benar menyesal setelah tahu itu belakangan.
Akibatnya, saya stress berkepanjangan. Saya juga lelah luar biasa ketika mengurus Chaska. Saya tidak tahu kalau pola kehidupan bayi baru lahir itu bisa menguras tenaga saya. Selain itu, Chaska sempat bingung puting. Chaska menolak menyusui langsung karena selalu tersedak, kebanjiran ASI. Hati saya pedih rasanya ditolak anak sendiri. Saya pun pasang strategi. Saya menyusui Chaska kalau dia sedang ngantuk atau setengah sadar. Yah, sedikit menipu. Tapi, cara itu cukup berhasil. Kalau sedang sadar, Chaska biasanya menolak.
Masa cuti melahirkan saya pun habis.Saya masih memberikan susu formula. Kalau siang Chaska minum susu formula. Kalau malam, Chaska menyusui langsung. Jauh di dalam hati, saya masih memiliki keinginan untuk full ASI. Saya cari informasi sebanyak-banyaknya. Saya baru tahu kalau payudara itu harus rajin dipijat untuk melancarkan ASI. Saya baru tahu kalau dot itu bisa membuat bingung puting.
Akhirnya, saya dan pasangan pun berkonsultasi ke klinik laktasi RS St. Carolus. Saya dimarahi suster karena tidak membawa Chaska. Saya dan pasangan cuma mesam mesem. Habis, rumah kami jauh dan mesti berangkat pagi-pagi supaya tidak kesiangan. Di klinik itu, saya diajari pijat payudara. Rasanya? Sakiiit. Sebab, saya belum pernah pijat sebelumnya. Kami juga disuruh untuk stop pakai dot dan mengurangi susu formula. Hari itu juga, saya beli botol ASIP 10 buah.
Hambatan justru datang dari ibu mertua. Beliau tidak mau pakai sendok untuk menyuapi ASI ke Chaska. Alasannya, kasihan. Tapi, kami ngotot. Beliau pun menuruti kami meskipun terpaksa. Hari pertama minum pakai sendok, Chaska menangis hebat. Ibu mertua bahkan ikut menangis. Kami tetap ngotot pakai sendok. Akibatnya, Chaska rewel seharian. Hari kedua, ibu mertua curi-curi pakai dot. Pasangan marah dan mereka bertengkar. Saya cuma menangis. Hari ketiga, Chaska kembali minum pakai sendok. Kira-kira, dua minggu setelah itu, pasangan berbicara dengan saya tentang kemungkinan memakai dot lagi. Sebab, Chaska tidak hanya menangis hebat kalau minum ASI pakai sendok. Chaska sering tersedak sampai batuk-batuk hebat. Mukanya merah, napasnya sesak. Duh, saya juga tidak tega melihatnya. Akhirnya, dengan berat hati, saya meng-iyakan permintaan pasangan (Moms, lebih aman pakai sendok atau gelas daripada nanti bingung puting..=)..). Beruntung, Chaska tidak bingung puting. Chaska bahkan lebih memilih menyusui langsung kalau ada saya di rumah.
Saya sempat stress ketika memerah di kantor. Kebetulan, ada teman kantor yang sedang menyusui dan juga memerah. Saya minder karena hasil perahan sedikit, sedangkan teman saya lumayan banyak. Pertama memerah saya cuma dapat 20 ml. Tapi, hasil perahan tetap saya simpan. Perlahan, saya bisa meningkatkan hasil perahan. Sekarang, sekali perah saya bisa dapat 100-130 ml. Bahkan, kadang-kadang lebih banyak dari teman kantor saya itu.
1 Juli 2008 merupakan hari pertama Chaska full ASI. Saya selalu cemas. Takut Chaska minum susu formula lagi. Sebab, saya mesti kejar tayang memerah ASI. Beberapa kali saya bolos kerja  karena ASIP saya tidak cukup. Selama bolos, saya menyusui Chaska dan terus memerah. Belum lagi, rasa jenuh yang sering datang kalau saya sedang memerah. Rasanya capek tiap hari memerah terus. Meskipun begitu, saya usahakan terus memerah karena semua itu untuk Chaska.
Pada 14 September 2008, Chaska berumur enam bulan. Rasanya lega sekaligus bahagia saat melihat Chaska makan untuk pertamakalinya. Rasanya, hari itu adalah hari kemenangan untuk kami (Saya, pasangan, dan Chaska ). Sekarang, saya jauh lebih santai memerah setelah Chaska mulai makan MP-ASI. Saya akan terus memberi ASI sampai Chaska berumur dua tahun atau lebih.
Kami lulus relaktasi karena keyakinan yang kuat. Kami percaya, moms & dads yang lain juga bisa melakukan hal yang sama.

Salam ASI,
Yola dan Etang, mama dan papanya Chaska (6m5d)

*relaktasi: kembali menyusui (ASI)
**tulisan ini juga dikirim ke milis asiforbaby@yahoogroups.com

No comments:

Post a Comment