Posted on Multiply, March 22, 2010 9:01 PM
Chaska, anak lelaki saya yang berusia dua tahun, tiba-tiba memukul kepala saya tanpa alasan yang jelas. Saya marah sekali. Bukan karena pukulan yang lumayan membuat kepala saya nyut-nyutan. Tapi, karena tidak adanya alasan itu. Dengan tegas, saya tegur Chaska.
"Kenapa kamu pukul kepala mama?"
Chaska, yang tadinya cengengesan sontak duduk diam dan menunduk.
"Tadi, benini ma," sambil memperagakan pukulan tersebut.
"Iya, kenapa kamu pukul kepala mama kalau ngga ada alasannya?"
Chaska tetap menunduk sambil memperagakan lagi pukulan tersebut. "Tadi, Ata benini, ma."
"Kamu ngga boleh pukul mama atau siapapun kalau ngga ada alasan yang jelas," kata saya. "Sekalipun ada alasannya, kamu ngga boleh pukul orang lain kayak begitu."
Seolah memahami perkataan saya, Chaska bangun dari duduknya, lantas memeluk dan mencium pipi saya.
Da*n, batin saya. Luluhlah semua amarah saya begitu Chaska meminta maaf dengan caranya sendiri. Dan saya pun bersyukur, "Terimakasih Tuhan, Kamu berikan amanah ini."
No comments:
Post a Comment